Posts tagged ‘capres’

21 May 2014

Di Sudut Taman Surau: dari Kyai sampai Capres

Mbah Kyai Kholifah  yang akrab dipanggil Bang yai baru turun dari sholat dhuha. Beliau berjalan ke Taman belakang  yang asri bertujuan menghirup udara segar di pagi hari. Di sudut taman dekat kolam ikan tampak Ansor (anak surau/penjaga surau) sedang berdiri di tepi kolam.

” Dik Abdi ! “, sapa Mbah yai.

Nggih, Bang ! “, jawab Abdi lirih sambil menghampiri Mbah yai.

” Minta tolong Dik ya. Buatin kopi item yang panas, bisa?”

” Oh, bisa Bang…bisa”, agak kikuk seketika tergopoh Abdi pergi ke dapur, ” Astagfirullah! Aku lupa.Bukahkah memang tugasku untuk buatkan kopi Bang yai.

” Maaf, Bang lupa sediakan kopi panas he..he… Itu tadi Bang, ada binatang yang nyemplung ke kolam berburu ikan. Jadi saya usir tadi. lalu Bang yai panggil saya tadi itu”, Abdi nyerocos sambil sodorkan kopi ke hadapan Mbah yai.

” Ah, gak papa. Sini duduk dulu sama saya. Ayo ngopi sambil lihat kolam, barangkali binatang itu balik lagi. Dik Abdi pake lepeannya, saya pake cangkirnya! “, mbah yai menuangkan kopi panas di lepean.

Nggih Bang….”, dengan tersipu Abdi si ansor tidak berani menolak ajakan mbah yai yang disegani di kalangan surau itu. Dengan membetulkan sikap duduknya Abdi sudah duduk di gubuk tepi kolam berhadapan dengan Mbah yai merengkuh lepean berisi kopi panas.

Sejurus kemudian kedua orang itu hanyut dalam sruputan kopi panas masing-masing, ” Sriutttt…..! Hemm..Alhamdulillah!”.

Abdi merasa puas ternyata Mbah yai menikmati kopi buatannya. Abdi hanya bisa bergumam dalam hati tak bisa berkata-kata. Sungkan dan canggung rasanya duduk bersama di atas dangau dengan mbah yai  yang sudah banyak makan asam garam dalam berguru olah hati. Abdi diam kaku membisu…..

” Dik Abdi….!”, tegurun Mbah yai menyentak lamunannya.

Nggih, Bang!” , jawab Abdi spontan.

” Guru kita sekarang ini tengah melontarkan gagasan NO GBPF! Tidak boleh Gosip, Bergunjing, Prasangka dan Fitnah. Oleh karena itu sebagai murid yang taat kepada guru, kita yang harus menjalankan amanat ini tanpa syarat”, Mbah yai mulai serius.

” Anu, Bang! E..e..itu sulit kayaknya dilakukan. Lebih sulit daripada sholat lima waktu. Bahkan lebih sulit daripada berpoligami!’, lontar Abdi sekenanya.

Hussst! Itu gak bisa dibandingkan gitu. Sholat itu ya kewajiban. Gerakannya itu urusan persendian, sementara GBPF itu urusan pikiran ngeres dan lidah yang tak bertulang. Juga gak bisa dibandingkan dengan poligami. Itu kan urusan kebutuhan sosial ….!

” Ya itulah Bang, karena berhubung lidah maka di TV dan di PESBUK  tuh banyak ngomong sak kenanya sendiri. Ngalor ngidul, kangin kaoh kata orang Bali, apalagi menjelang pilpres begini Bang!, si ansor yang sering nongkrongin TV ini mengalihkan pembicaraan.

” Wealah…maksutmu gimana toh Dik?”

” Itu lo Bang, pendukung masing-masing CAPRES/CAWAPRES saling menjelekkan. Kata pendukungnya JwJk kalau Bowo – Hatta itu begini begitu. Sebaliknya juga demikian, JwJk itu begitu begini! ”

” Oh, alah…Dik…Dik! Begini lho. Dalam masa kampanye nanti pasti ada dua hal yang digembar-gemborkan oleh pihak lawan. Satu, adalah kampanye negatif. Dua, kampanye hitam.”, mbah yai menyeruput lagi kopi di cangkir yang mulai dingin.

” Bedanya apa itu, Bang!”, ansor penasaran yang suka berita politik ini semakin mendekatkan duduknya sambil memandang air kolam.

” Kalau kampanye negatif, kampanye yang melontarkan hal-hal negatif milik lawan namun benar terjadi. Maksudnya, pihak lawan  memang pernah melakukan hal negatif seperti yang disebutkan itu lalu hal negatif itulah yang dipakai bahan untuk menyerangnya. Misalnya, Dik Abdi pernah lalai tidak memberi makan ikan di kolam ini lalu ikannya mati. Nah, kelalaian tugas Dik Abdi ini dipakai bahan untuk menjelek-jelekkan Adik oleh pihak lawan Dik Abdi. Ini namanya kampanye negatif .”

Sambil manggut-manggut Abdi bertanya dedes (terus) , ” Lalu, kalo kampanye hitam Bang!”

” Kayaknya, Dik Abdi ini seneng sekali  dengan dunia politik ya? Begini…begini, Black Campaign atau kampanye hitam itu bila materi yang dipakai untuk menjelekkan lawan itu tidak benar adanya. Ya…macam dugaan saja itu lah (mbah yai menirukan logat orang Batak). Belum tentu kebenaran faktanya, tidak ada keputusan pengadilan yang menetapkan bahwa dia bersalah, tidak ada bukti yang melihatnya tentang perbuatan negatif itu lalu dipakai bahan untuk menghantamnya. Atau pendeknya tidak sesuai dengan kebenarannya. Misal, Dik Abdi ini dikatakan meracuni ikan-ikan di kolam ini sehingga banyak yang mati. Padahal yang mengatakan itu tidak melihat langsung, Mereka hanya menduga, berprasangka, lalu menggosipkan akhirnya jatuh juga kepada fitnah. Nah, itulah kampanye hitam Dik! Gimana?” tanya mbah yai menantang si ansor.

” Kalo gitu, yang mana dibolehkan Bang!” , wuih..wuih si ansor kritis ini rupanya tak kehabisan pertanyaan juga.

Tak pelak Mbah Kyai Kholifah agak merenung juga jadinya. Namun beberapa saat kemudian sambil turun dari tempat duduknya merangkul Abdi si ansor menatap ikan-ikan yang mulai gelisah minta jatah makan. Sambil menepuk-nepuk bahu abdi, Lalu katanya.

” Dik Abdi, dulu Adik pernah salah –  lupa kasih makan ikan-ikan itu sehingga mati. Maka sekarang, jangan terulang lagi, buruan kasih makan segera. Itulah tobat yang sebenarnya – tobat nasuha, jangan diulangi lagi. Allah mengampuni kesalahan Adik! Sedangkan bangkai,  jangan kau makan. Apalagi bangkai saudaramu. Menjijikkan. Itulah hakikat Gosip, Bergunjing, Berprasangka dan fitnah! 

Bulu kuduk Abdi seketika  merinding ngeri. Sambil berlalu hormat kepada Mbah yai pamit untuk mengambil konsentrat makanan ikan, ” Iya …Bang! Ya..Bang!”

Di kejauhan di sudut seberang kolam tampak binatang predator ikan menunggu lengahnya  Abdi, si ansor penjaga Surau.

Mbah yai beranjak pergi sambil memutar tasbihnya pelan…pelan, namun pasti berkonsentrasi.

 

 

 

Tags: ,
27 April 2014

Capres Sodomi Perawan Australia (Na)Jis

Suatu kebetulan atau tidak, beberapa peristiwa menyelingi pemberitaan media asing, nasional maupun lokal seiring akan dilangsungkannya PESTA RAKYAT INDONESIA di Bulan Juli nanti.

1. Mungkin benar kalau ada analisis yang menyatakan bahwa Konspirasi Asing mewarnai pemilihan presiden di Indonesia. Kekayaan Indonesia yang melimpah ruah sudah dari dulu menarik minat Asing. Amerika, Inggris, Belanda dan Jepang adalah faktanya pernah menjajah Indonesia secara fisik. Tidak tangung-tangung 350 tahun ,lho! Relakah mereka melepas begitu saja? Secara fisik mungkin ya, namun secara diam-diam dengan trik konspirasi tingkat tinggi mereka  membidik budaya dan nilai ketimuran. Hedonis, kapitalis, dan liberal berbalut HAM sudah mengantikan nilai agamis, kerakyatan, dan demokrasi Pancasila. Buahnya sudah kelihatan antaranya kepentingan Asing cukup mudah bercokol lalu mengeruk kekayaan bumi, hutan dan lautan. Cukup  tekan Presiden Indonesia secara sistemik dan politik maka emas, berlian, gas alam, dan ikan   melayang ke negara mereka. Presiden hanyalah boneka Asing yang tidak bisa berbuat banyak untuk bangsa rakyat dan negaranya. Tidak berkutik sebab mirip dihipnotis. Inilah konspirasi. Olah karena itu pilihlah presiden yang bisa membangkitkan jati diri bangsa Indonesia dan tidak mau berlindung di ketiak bangsa Asing! Bedakanlah antara modern dan (western) kebarat-baratan!

2. Sodomi adalah berita heboh berikutnya. JIS sekolahan yang berlebel International ternyata sarang kaum Sodom. Nama ini adalah tempat Nabi Luth diutus untuk memperbaiki akhlak umatnya di negeri Sadum atau Gomorrah. Akhlak mereka sudah bersifat hewani. Homoseksual dan lesbian menjadi adat kebiasaan. Kodrat hubungan intim dengan lawan jenis dalam bingkai rumah tangga mereka ingkari. Mereka ganti dengan hubungan sejenis laki dengan laki (gay, homo, waria) perempuan dengan perempuan (lesbian). Akibatnya hubungan intim mereka lewat tempat pembuangan BAB (anus) atau liwath. Merekalah kemudian jijuluki melakukan sodomi, yang sekarang kita katagorikan kelainan seksual. Kriminal seks ala JIS inilah sekarang yang diselidiki Polri. Kalau terbukti nyata ada fakta, JIS menjadi NA(jis).  Najis (Najasah) menurut bahasa artinya adalah kotoran. 

Guru-guru asing yang kisaran gajinya 100 juta/bulan di JIS sedang diselidik. Merekakah yang menularkan penyakit psikologsi itu? Selalu asing, selalu asing meski tidak semuanya yang berbau asing itu negatif. Bule-bule menularkan seks bebas,  HIV, seks menyimpang  pedofil berbalut kunjungan turisme atau kedok yayasan melindungi dan menyantuni anak-anak pribumi. Penjajahan idealisme berhasil memporak-porandakan nilai kearifan lokal. Nilai leluhur yang sarat makna sopan santun ketimuran.

3. Pesawat virgin Australia dibajak? Kehebohan ini mengalihkan pemberitaan Capres dan  Sodomi JIS. Apakah ini settingan untuk mengalihkan isu bahwa asing lewat dubesnya datang kepada salah satu capres 2019? Ataukah suatu kebetulan? Atau ada agenda lain di balik kehebohan isu dibajaknya perawan Australia itu? Ternyata orang mabuk. Demikian mudahkah orang mabuk di pesawat, yang konon disiplin dan pengamanan lembaga penerbangan asing  super ketat? Lalu kalau mabuk mengapa harus sinyal pembajakan yang dilaporkan?

Hipotesanya, adakah hubungan (musim) pencapresan, sodomi di JIS dengan ‘pembajakan’ virgin Australia?

Kalau ya, berarti konspirasi kalau tidak berarti tragedi!

 

Tags: , ,
27 April 2014

Kue Legit Indonesia

peta dunia

Indonesia gemah ripah loh jinawi!

Memang tidak dipungkiri negara kita Indonesia ini adalah negara kara raya. Tambang, minyak bumi, hasil hutan, kebun dan laut melimpah ruah. Negara yang terdiri dari 13 ribuan gugusan pulau besar dan kecil ini berada di tengah-tengah persilangan benua dan lautan. Nusantara, nusa antara yang konon lebih hoki dibandingkan nama Indonesia (Indus = Hindia dan nesos=pulau) itu sendiri adalah ditakdirkan menjadi harta karun yang terpendam di dalamnya kekayaan alam. Emas, berlian, batu bara tumpah ruah di dalamnya.

Namun, tahukah kita makna sketsa gambar di atas?

Kultur masyarakat Nusantara telah terbentuk ribuan tahun yang lalu dengan 3 (tiga ) unsur didalamnya sehingga menjadi budaya pribumi yang berkolaborasi dengan 3 sudut segitiga hijau.

1. Sudut satu, ekspansi besar-besaran suku cina, Tiongkok yang biasa disebut India belakang menjadikan Nusantara berpenduduk pendek kuning langsat dengan perekonomian ulet berbau simpoa.

2. Sudut dua,  Pedagang gujarat dari India yang kental keislamannya atas pengaruh jazirah Arabia menjadikan mayoritas penduduknya pemeluk Islam sampai sekarang.

3. Sudut tiga, hasil persilangan kedua pengaruh itu Cina dan Arab menghasilkan pribumi Nusantara yang baru. Pendek-pendek, kulit sawo matang namun mata sudah lebar berhidung mancung ala Arabia dan India.

Demikian kuatnya pengaruh ketiga sudut itu yang dibentuk tanpa paksaan(lewat perdagangan), membuahkan akulturasi apik yang bagaikan paduan orkestra  harmonis antara pengaruh keuletan  ekonomi ala cina, tauhid robbaniyah agama Islam dari Arabia yang berpadu dengan unggah-ungguh budaya leluhur tanah Nusantara, terutama adat Jawa. Toto kromo mareng manungso , leluhur lan toto kromo mareng  ingkang paring  dumadi – gusti Auwloh. Dengan demikian agama Islam di Nusantara ini tidaklah sama dalam perkembangannya dengan asal sumbernya yaitu Arab , Timur Tengah itu. Sehingga masih ada adat kebiasaan orang mati dikubur dengan tanah makam berundak, paes bunga, tahlil selamatan sampai tujuh hari. Pengaruh agama leluhur itulah yang masih mengikat Sunan Kalijogo untuk tetap memakai Blangkon dalam aktivitas keislamannya bukan surban ala padang pasir itu serta berdakwah dengan wayang dan gamelan model kyai kanjengnya M.H Ainun Najib.

Bertahun-tahun keadaan ini stabil – Nusantara Zamrud Khatulistiwa – menjadi incaran kaum serakah. Dengan sengaja bawa senjata tahulah kita orang-orang Eropa: Portugis, Inggris, Belanda bahkan Amerika  yang  kecerdasannya mengingatkan kepada turunan Yahudi tanpa tedeng aling-aling memaksa rakyat Nusantara yang telah hidup rukun makmur dijajah dibawah tekanan (lihat panah merah di gambar atas). Sejarah mencatat 350 tahun kerja paksa Rodi untuk rempah-rempah, hasil kebun hutan dibawa ke negaranya. Indonesia merana saat itu secara fisik , batin maupun ideologi. Fisik lawan fisik, ideologi  lawan ideologi. Indonesia  Pancasilais menang. Merdeka!

Sekarang setelah merdeka panah merah itu sulit dibendung sebab sudah tidak lagi terang-terangan mengancam, namun secara samar bergerak terus melesatkan busur panah beracun lewat kikis budaya Nusantara, gerus Pancasila merongrong ideologi pelan dan samar. Yahudi dan Eropa yang berkiblat ke Amerika terus menembus segitiga hijau Indonesia dengan tujuan dan cara yang sama dengan penjajahan dahulu, Politik DEVIDE ET IMPERA lalu  keruk semua harta. Politik adu domba, ambil kekayaannya. Tidakkah otonomi digulirkan adalah bagian dari itu? Sehingga rakyat yang haus kuasa ingin jadi penguasa kecil di daerahnya? Lalu masing-masing  bertahan atas nama tahta, atas nama menyelamatkan budaya daerahnya lalu lupa kepada Indonesia rayanya? Lalu raja-raja kecil itu saling mecongkrah – bertengkar sebab bagaikan jangkrik yang diglitik diadu  kemudian saling gigit dengan taringnya? Pengadunya puas bahagia, menang taruhan.

SISTEM EKONOMI KAPITALIS menina bobokkan penguasa.Freeport, Newmont , batubara dan lain-lain masihkah milik Indonesia Raya? Kue legit itu Indonesia. Sadarlah!