Archive for April, 2014

27 April 2014

Capres Sodomi Perawan Australia (Na)Jis

Suatu kebetulan atau tidak, beberapa peristiwa menyelingi pemberitaan media asing, nasional maupun lokal seiring akan dilangsungkannya PESTA RAKYAT INDONESIA di Bulan Juli nanti.

1. Mungkin benar kalau ada analisis yang menyatakan bahwa Konspirasi Asing mewarnai pemilihan presiden di Indonesia. Kekayaan Indonesia yang melimpah ruah sudah dari dulu menarik minat Asing. Amerika, Inggris, Belanda dan Jepang adalah faktanya pernah menjajah Indonesia secara fisik. Tidak tangung-tangung 350 tahun ,lho! Relakah mereka melepas begitu saja? Secara fisik mungkin ya, namun secara diam-diam dengan trik konspirasi tingkat tinggi mereka  membidik budaya dan nilai ketimuran. Hedonis, kapitalis, dan liberal berbalut HAM sudah mengantikan nilai agamis, kerakyatan, dan demokrasi Pancasila. Buahnya sudah kelihatan antaranya kepentingan Asing cukup mudah bercokol lalu mengeruk kekayaan bumi, hutan dan lautan. Cukup  tekan Presiden Indonesia secara sistemik dan politik maka emas, berlian, gas alam, dan ikan   melayang ke negara mereka. Presiden hanyalah boneka Asing yang tidak bisa berbuat banyak untuk bangsa rakyat dan negaranya. Tidak berkutik sebab mirip dihipnotis. Inilah konspirasi. Olah karena itu pilihlah presiden yang bisa membangkitkan jati diri bangsa Indonesia dan tidak mau berlindung di ketiak bangsa Asing! Bedakanlah antara modern dan (western) kebarat-baratan!

2. Sodomi adalah berita heboh berikutnya. JIS sekolahan yang berlebel International ternyata sarang kaum Sodom. Nama ini adalah tempat Nabi Luth diutus untuk memperbaiki akhlak umatnya di negeri Sadum atau Gomorrah. Akhlak mereka sudah bersifat hewani. Homoseksual dan lesbian menjadi adat kebiasaan. Kodrat hubungan intim dengan lawan jenis dalam bingkai rumah tangga mereka ingkari. Mereka ganti dengan hubungan sejenis laki dengan laki (gay, homo, waria) perempuan dengan perempuan (lesbian). Akibatnya hubungan intim mereka lewat tempat pembuangan BAB (anus) atau liwath. Merekalah kemudian jijuluki melakukan sodomi, yang sekarang kita katagorikan kelainan seksual. Kriminal seks ala JIS inilah sekarang yang diselidiki Polri. Kalau terbukti nyata ada fakta, JIS menjadi NA(jis).  Najis (Najasah) menurut bahasa artinya adalah kotoran. 

Guru-guru asing yang kisaran gajinya 100 juta/bulan di JIS sedang diselidik. Merekakah yang menularkan penyakit psikologsi itu? Selalu asing, selalu asing meski tidak semuanya yang berbau asing itu negatif. Bule-bule menularkan seks bebas,  HIV, seks menyimpang  pedofil berbalut kunjungan turisme atau kedok yayasan melindungi dan menyantuni anak-anak pribumi. Penjajahan idealisme berhasil memporak-porandakan nilai kearifan lokal. Nilai leluhur yang sarat makna sopan santun ketimuran.

3. Pesawat virgin Australia dibajak? Kehebohan ini mengalihkan pemberitaan Capres dan  Sodomi JIS. Apakah ini settingan untuk mengalihkan isu bahwa asing lewat dubesnya datang kepada salah satu capres 2019? Ataukah suatu kebetulan? Atau ada agenda lain di balik kehebohan isu dibajaknya perawan Australia itu? Ternyata orang mabuk. Demikian mudahkah orang mabuk di pesawat, yang konon disiplin dan pengamanan lembaga penerbangan asing  super ketat? Lalu kalau mabuk mengapa harus sinyal pembajakan yang dilaporkan?

Hipotesanya, adakah hubungan (musim) pencapresan, sodomi di JIS dengan ‘pembajakan’ virgin Australia?

Kalau ya, berarti konspirasi kalau tidak berarti tragedi!

 

Tags: , ,
27 April 2014

Kue Legit Indonesia

peta dunia

Indonesia gemah ripah loh jinawi!

Memang tidak dipungkiri negara kita Indonesia ini adalah negara kara raya. Tambang, minyak bumi, hasil hutan, kebun dan laut melimpah ruah. Negara yang terdiri dari 13 ribuan gugusan pulau besar dan kecil ini berada di tengah-tengah persilangan benua dan lautan. Nusantara, nusa antara yang konon lebih hoki dibandingkan nama Indonesia (Indus = Hindia dan nesos=pulau) itu sendiri adalah ditakdirkan menjadi harta karun yang terpendam di dalamnya kekayaan alam. Emas, berlian, batu bara tumpah ruah di dalamnya.

Namun, tahukah kita makna sketsa gambar di atas?

Kultur masyarakat Nusantara telah terbentuk ribuan tahun yang lalu dengan 3 (tiga ) unsur didalamnya sehingga menjadi budaya pribumi yang berkolaborasi dengan 3 sudut segitiga hijau.

1. Sudut satu, ekspansi besar-besaran suku cina, Tiongkok yang biasa disebut India belakang menjadikan Nusantara berpenduduk pendek kuning langsat dengan perekonomian ulet berbau simpoa.

2. Sudut dua,  Pedagang gujarat dari India yang kental keislamannya atas pengaruh jazirah Arabia menjadikan mayoritas penduduknya pemeluk Islam sampai sekarang.

3. Sudut tiga, hasil persilangan kedua pengaruh itu Cina dan Arab menghasilkan pribumi Nusantara yang baru. Pendek-pendek, kulit sawo matang namun mata sudah lebar berhidung mancung ala Arabia dan India.

Demikian kuatnya pengaruh ketiga sudut itu yang dibentuk tanpa paksaan(lewat perdagangan), membuahkan akulturasi apik yang bagaikan paduan orkestra  harmonis antara pengaruh keuletan  ekonomi ala cina, tauhid robbaniyah agama Islam dari Arabia yang berpadu dengan unggah-ungguh budaya leluhur tanah Nusantara, terutama adat Jawa. Toto kromo mareng manungso , leluhur lan toto kromo mareng  ingkang paring  dumadi – gusti Auwloh. Dengan demikian agama Islam di Nusantara ini tidaklah sama dalam perkembangannya dengan asal sumbernya yaitu Arab , Timur Tengah itu. Sehingga masih ada adat kebiasaan orang mati dikubur dengan tanah makam berundak, paes bunga, tahlil selamatan sampai tujuh hari. Pengaruh agama leluhur itulah yang masih mengikat Sunan Kalijogo untuk tetap memakai Blangkon dalam aktivitas keislamannya bukan surban ala padang pasir itu serta berdakwah dengan wayang dan gamelan model kyai kanjengnya M.H Ainun Najib.

Bertahun-tahun keadaan ini stabil – Nusantara Zamrud Khatulistiwa – menjadi incaran kaum serakah. Dengan sengaja bawa senjata tahulah kita orang-orang Eropa: Portugis, Inggris, Belanda bahkan Amerika  yang  kecerdasannya mengingatkan kepada turunan Yahudi tanpa tedeng aling-aling memaksa rakyat Nusantara yang telah hidup rukun makmur dijajah dibawah tekanan (lihat panah merah di gambar atas). Sejarah mencatat 350 tahun kerja paksa Rodi untuk rempah-rempah, hasil kebun hutan dibawa ke negaranya. Indonesia merana saat itu secara fisik , batin maupun ideologi. Fisik lawan fisik, ideologi  lawan ideologi. Indonesia  Pancasilais menang. Merdeka!

Sekarang setelah merdeka panah merah itu sulit dibendung sebab sudah tidak lagi terang-terangan mengancam, namun secara samar bergerak terus melesatkan busur panah beracun lewat kikis budaya Nusantara, gerus Pancasila merongrong ideologi pelan dan samar. Yahudi dan Eropa yang berkiblat ke Amerika terus menembus segitiga hijau Indonesia dengan tujuan dan cara yang sama dengan penjajahan dahulu, Politik DEVIDE ET IMPERA lalu  keruk semua harta. Politik adu domba, ambil kekayaannya. Tidakkah otonomi digulirkan adalah bagian dari itu? Sehingga rakyat yang haus kuasa ingin jadi penguasa kecil di daerahnya? Lalu masing-masing  bertahan atas nama tahta, atas nama menyelamatkan budaya daerahnya lalu lupa kepada Indonesia rayanya? Lalu raja-raja kecil itu saling mecongkrah – bertengkar sebab bagaikan jangkrik yang diglitik diadu  kemudian saling gigit dengan taringnya? Pengadunya puas bahagia, menang taruhan.

SISTEM EKONOMI KAPITALIS menina bobokkan penguasa.Freeport, Newmont , batubara dan lain-lain masihkah milik Indonesia Raya? Kue legit itu Indonesia. Sadarlah!