Antara IS dan AS

Standar ganda negara Amerika sudah diketahui publik sejak dulu. Namun ada yang diam karena takut meski meradang. Ada yang tidak perduli sebab masa bodoh. Ada yang berani melawan meski embargo sanksinya. Lembaga sekelas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)  atau United Nation (UN) pun dibuat tak berkutik olehnya apalagi pemimpin-pemimpin negara kecil. Hemm, liciknya tuh di sini! (ingat lagunya Cita-Citata).

Namun demikian, tercatat dalam sejarah  ada dua pemimpin negara yang berani melawan  arogansi dan congkaknya Amerika. Pertama, Presiden Soekarno. Presiden kebanggaan Indonesia ini pernah mempermainkan dan mempermalukan kelakuan Amerika yang sok jago itu. Kisahnya bahwa setelah pesawat B-26 yang dipilotinya jatuh dihajar mustang AU dan kapal pemburu AL, komentar Pope: “Biasanya negara saya yang menang, tapi kali ini kalian yang menang”. Setelah itu dia masih sempat minta rokok. Kedua, Presiden Iran Ahmadinejad yang berani terang-terangan melawan yang berjuluk negeri paman sam itu. Ahmadinejad dengan lantang mengkritik Amrik dalam Konferensi Nuklir PBB (NPT) di New York dengan kalimat,“Dengan sangat menyesal, pemerintah Amerika Serikat bukan hanya pernah menggunakan senjata nuklir, melainkan juga terus mengancam akan menggunakan senjata nuklir kepada negara lainnya, termasuk kepada Iran,” kata Ahmadinejad. Diketahui, Amerika merupakan satu-satunya negara di dunia yang pernah menggunakan bom atom, yakni di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. (http://whibiwaskita.blogspot.com/)

Sekarang di tahun 2015, pasca penembakan masyarakat muslim Amerika di tempat parkiran Chape Hill, Nort Carolinna muncul pemimpin yang lantang bersuara. Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki mempertanyakan kebungkaman Obama.” Jika kalian tetap diam ketika menghadapi insiden seperti ini dan tidak membuat pernyataan apa pun, dunia akan mendiamkan kalian. Sebagai politisi, kita bertanggung jawab untuk segala hal yang terjadi di negara kita dan harus menunjukkan posisi kita”. Lalu lanjut Erdogan,” Saya mengajukan pertanyaan ini untuk Obama: Di mana Anda Bapak Presiden? (Sumber, International; Jawa Post, 14 Februari 2015).

Sebagai masyarakat awam, saya pun merasakan bahwa kalimat bercetak tebal di atas adalah tamparan keras di depan publik  kepada Obama, seorang pemimpin negara besar  yang mengaku negara demokrasi, sebuah negara yang berkelas elit bukan negara berkelas rendahan. Namun, justru sebaliknya. Ayam mengajari bebek berenang!  Tak pelak perilaku pemimpin negara adi daya ini membuat tweeter dunia lebih dari 1,8 juta tagar #ChapelHillShooting digunakan termasuk di Amerika, Inggris, Mesir dan negara-negara Timur Tengah. Bahkan seorang jurnalis Inggris, Pierce Morgan,  mengatakan dalam akun Twitternya bahwa “bila seorang Muslim yang membunuh tiga mahasiswa Kristen, maka akan lebih BANYAK mendapatkan perhatian media dibandingkan apa yang saya lihat saat ini”. (http://www.bbc.co.uk/)

Betapa nampak standar ganda mereka. Maka silakan membuktikan sendiri betapa tidak adilnya itu sehingga pembantaian terhadap banyak orang-orang muslim pelakunya hanya disebut KRIMINALIS. Sebaliknya jika terjadi, langsung stempel TERORIS BERTUBI-TUBI MENGHUNJAM. Memang ada misteri akhiran IS pada kata terorIS itu.Ataukah IS berganti akhiran AS nanti? Wait and see!

Tags: , ,

Tinggalkan Komentar Ya!