Falsafah 5 Jari

Satu peringatan ” BERHATI-HATILAH DALAM MENGGUNAKAN KELIMA JARI!”

Sadar atau tidak menunjuk orang lain dengan meluruskan jari telunjuk adalah sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Tunjuk jari biasanya dilakukan seorang atasan kepada bawahan untuk memerintah. Hal yang lain tunjuk jari dilakukan karena memaki-maki orang lain. Untuk hal pertama adalah sebuah kewajaran. Namun, yang kedua adalah kekurangajaran.

Karena  tidak sama jalan pikirannya lalu kita jelek-jelekkan. Baik dihadapannya atau dibelakangnya. Karena tidak sama agamanya lalu kita nistakan mereka   sekenanya. Sebab berbeda yang lain-lainnyapun lalu serta merta kita main tunjuk dengan meluruskan jari telunjuk ke depan sedang jari yang lain tergenggam. Semacam begini:tunujk

Padahal kalau kita mau berpikir jernih , lihatlah saat kita main tunjuk! Satu jari mengarah kepada orang lain sedangkan empat jari  menghunjam kepada diri kita. Bila kita menunjuk sambil memaki, ” Kamu tidak baik!”.  Maka sesungguhnya empat jari menunjuk kepada kita dan menyatakan kitalah  yang tidak baik. Bukankah orang yang baik  tidak memaki-maki?  Bila kita menunjuk lalu berkata , ” Mereka tidak nasionalis! ” . Pertanyakan, benarkah kita nasionalis? Kalau kita mementingkan agama dan suku kita masing-masing maka bukanlah nasionalis,kan?  By the way, karena like and dislake saja lalu kita mengatakan, ” Itu mereka bangsa Onta!” Bukankah kemungkinanya empat jari yang mengarah kepada kita  menyatakan, ” Ini lho , aku bukan bangsa Onta. Lalu apa? Bisa jadi jawabnya Monyet, Kuda, Kadal  atau Babi, bukhan? Lalu maukah kalau kita dikatakan oleh orang lain dengan  bangsa Monyet, Kuda, Kadal  atau bangsa Babi?

Ingatlah konsep KARMAPALA!

 

Tags: , ,

Tinggalkan Komentar Ya!