Berhaji sebuah idaman adalah pasti. Semangat yang menggebu bahkan cenderung terobsesi hendaklah tidak membutakan mata hati. Impian sejak awal boleh jadi menjadi nyata. Maka ibarat mendapat kebahagiaan yang berlipat-lipat serta nikmat yang tak ada bandingannya bila sanggup berhaji. Menapaki tanah haram tapi suci di daratan Arab Saudi. Tapi jangan lengah. Bahwa kebesaran panggilan ilahi bukanlah terbelalak sontak ketika melihat bangunan Kakbah pertama kali. Lalu menangis tersedu penuh haru. Sebab itu hanya bangunan persegi empat buatan manusia. Dari material bumi lalu ditutupi Kiswah, yang buatan tangan manusia juga. Menurut Wiki bahwa dimensi struktur bangunan kakbah lebih kurang berukuran 13,10m tinggi dengan sisi 11,03m kali 12,62m. Memang, serupa Kubus besar di tengah jutaan manusia berjubel. Inilah Baitullah. Rumah Allah. Maka jangan tertipu karena megah dan gagahnya bangunan.
Hati bergetar mestinya karena iman di dada. Terketuk oleh suasana akbar dimensi ilahi yang menembus hati. Seraya tanpa memandangpun bisa juga menangis sebab hati tergetar. Mata tertutup hati terbuka. Menerima cahaya kebenaran hakiki, di tengah deru tahkbir dan dzikir. Tanpa membuka mata. Tanpa melihat persegi empat yang (mirip) batako itu. Konsentrasi pada dimensi ilahi, yang laisi kamislihi saiun. Tidak bisa diserupakan dengan makhlukNya. Sebab Dia tak berbentuk, tak berasa, tak berbunyi, tak berhuruf, dan tak tak yang lain sebagaimana sifat makhluknya. Keluar dari dimensi ruang dan waktu.
Kakbah adalah persegi dan Dia bukanlah persegi. Maka Kakbah ada di Mekkah , Dia tidak berada di Mekkah. Sebab kalau Dia di Kakbah apa bedanya dengan batu sebagai berhala. Kalau Dia di Mekkah untuk apa kita berdoa dengan lirih di sini, di belahan lain dunia ini. Allah tidak mengambil tempat sebagai maujud, tapi Dia berwujud. Yang dzahir dan batin. Yang awal dan akhir. Di Arab ada matahari, di Amerika juga ada. Apalagi di Indonesia , sebuah negeri tempat pelintasan matahari di katulistiwa. Nyatanya hanya satu matahari. Allah di Arsy, di Kakbah, di Masjid, di dekat Urat Leher, dan di Qolbu Mukminin. Ahad! Tinggal bagaimana mendekati-Nya !