Kue Legit Indonesia

peta dunia

Indonesia gemah ripah loh jinawi!

Memang tidak dipungkiri negara kita Indonesia ini adalah negara kara raya. Tambang, minyak bumi, hasil hutan, kebun dan laut melimpah ruah. Negara yang terdiri dari 13 ribuan gugusan pulau besar dan kecil ini berada di tengah-tengah persilangan benua dan lautan. Nusantara, nusa antara yang konon lebih hoki dibandingkan nama Indonesia (Indus = Hindia dan nesos=pulau) itu sendiri adalah ditakdirkan menjadi harta karun yang terpendam di dalamnya kekayaan alam. Emas, berlian, batu bara tumpah ruah di dalamnya.

Namun, tahukah kita makna sketsa gambar di atas?

Kultur masyarakat Nusantara telah terbentuk ribuan tahun yang lalu dengan 3 (tiga ) unsur didalamnya sehingga menjadi budaya pribumi yang berkolaborasi dengan 3 sudut segitiga hijau.

1. Sudut satu, ekspansi besar-besaran suku cina, Tiongkok yang biasa disebut India belakang menjadikan Nusantara berpenduduk pendek kuning langsat dengan perekonomian ulet berbau simpoa.

2. Sudut dua,  Pedagang gujarat dari India yang kental keislamannya atas pengaruh jazirah Arabia menjadikan mayoritas penduduknya pemeluk Islam sampai sekarang.

3. Sudut tiga, hasil persilangan kedua pengaruh itu Cina dan Arab menghasilkan pribumi Nusantara yang baru. Pendek-pendek, kulit sawo matang namun mata sudah lebar berhidung mancung ala Arabia dan India.

Demikian kuatnya pengaruh ketiga sudut itu yang dibentuk tanpa paksaan(lewat perdagangan), membuahkan akulturasi apik yang bagaikan paduan orkestra  harmonis antara pengaruh keuletan  ekonomi ala cina, tauhid robbaniyah agama Islam dari Arabia yang berpadu dengan unggah-ungguh budaya leluhur tanah Nusantara, terutama adat Jawa. Toto kromo mareng manungso , leluhur lan toto kromo mareng  ingkang paring  dumadi – gusti Auwloh. Dengan demikian agama Islam di Nusantara ini tidaklah sama dalam perkembangannya dengan asal sumbernya yaitu Arab , Timur Tengah itu. Sehingga masih ada adat kebiasaan orang mati dikubur dengan tanah makam berundak, paes bunga, tahlil selamatan sampai tujuh hari. Pengaruh agama leluhur itulah yang masih mengikat Sunan Kalijogo untuk tetap memakai Blangkon dalam aktivitas keislamannya bukan surban ala padang pasir itu serta berdakwah dengan wayang dan gamelan model kyai kanjengnya M.H Ainun Najib.

Bertahun-tahun keadaan ini stabil – Nusantara Zamrud Khatulistiwa – menjadi incaran kaum serakah. Dengan sengaja bawa senjata tahulah kita orang-orang Eropa: Portugis, Inggris, Belanda bahkan Amerika  yang  kecerdasannya mengingatkan kepada turunan Yahudi tanpa tedeng aling-aling memaksa rakyat Nusantara yang telah hidup rukun makmur dijajah dibawah tekanan (lihat panah merah di gambar atas). Sejarah mencatat 350 tahun kerja paksa Rodi untuk rempah-rempah, hasil kebun hutan dibawa ke negaranya. Indonesia merana saat itu secara fisik , batin maupun ideologi. Fisik lawan fisik, ideologi  lawan ideologi. Indonesia  Pancasilais menang. Merdeka!

Sekarang setelah merdeka panah merah itu sulit dibendung sebab sudah tidak lagi terang-terangan mengancam, namun secara samar bergerak terus melesatkan busur panah beracun lewat kikis budaya Nusantara, gerus Pancasila merongrong ideologi pelan dan samar. Yahudi dan Eropa yang berkiblat ke Amerika terus menembus segitiga hijau Indonesia dengan tujuan dan cara yang sama dengan penjajahan dahulu, Politik DEVIDE ET IMPERA lalu  keruk semua harta. Politik adu domba, ambil kekayaannya. Tidakkah otonomi digulirkan adalah bagian dari itu? Sehingga rakyat yang haus kuasa ingin jadi penguasa kecil di daerahnya? Lalu masing-masing  bertahan atas nama tahta, atas nama menyelamatkan budaya daerahnya lalu lupa kepada Indonesia rayanya? Lalu raja-raja kecil itu saling mecongkrah – bertengkar sebab bagaikan jangkrik yang diglitik diadu  kemudian saling gigit dengan taringnya? Pengadunya puas bahagia, menang taruhan.

SISTEM EKONOMI KAPITALIS menina bobokkan penguasa.Freeport, Newmont , batubara dan lain-lain masihkah milik Indonesia Raya? Kue legit itu Indonesia. Sadarlah!

 

 

Tinggalkan Komentar Ya!